Virgo yang Cancer

Akhirnyaaaaa, hasil swab PCR yang kedua menunjukkan hasil negatif sodara-sodara! Alhamdulillah. Seneng banget rasanya. Udah seneng sejak 23 Des nggak ada demam, makin bahagia ketika liat hasil swab negatif. Pas deh buat kado ultah ke-13 Senja hurraaah!  Senang bisa menutup 2020 dengan kondisi kembali sehat! Terima kasih untuk perhatian, doa, kiriman makanan minuman dll, prana serta hal-hal lain yang terungkap maupun tidak. Muahhh untuk semuanya!  Mari kita rayakan dengan sushi tray dan birthday sushi, serta sake salad, dari Umaku Sushi yang syedaaaap ini!  Sebagai pencatat ingatan, maka ini dia catatan kondisi kesehatan gw dari hari ke hari, sejak hari pertama merasakan gejala menuju Covid.  ## RIWAYAT KESEHATAN CITRA   13 DES 2020 - Lemas seharian   - Badan pegal sakit semua      14 DES 2020 -Bangun dalam kondisi capek   -Malam nyeri lagi, otot sakit     15 DES  2020 - Pagi biasa saja   - Siang badan enak   - Setelah makan malam, badan nyeri  

Situasi di rumah adalah begini: gw di kamar besar, Senja dan Hilman di kamarnya Senja. Kamar mandi sharing. Maka rutinitas seharian kurang lebih begini: Pagi gw bangun antara jam 2 atau kalau beruntung jam 4. Kalau masih jam 2, ya gw browsing yang enggak-enggak dulu aja, berharap ketiduran. Setelah jam 4, beberes tempat tidur. Kayaknya mulai besok gw nyapu ngepel kamar sendiri aja deh, biar Hilman gak masuk ke sini, kok gw ngeri sendiri jadinya.  Setelah beberes tempat tidur, gelar yoga mat. Pasang YouTube: Idan Kirshner. Biasanya pagi tuh gw bangun dengan kondisi badan seger, tapi punggung sakit. Jadi gw cari yang release back pain gitu. Abis yoga, meditasi dulu 10 menit.  Kelar yoga, keluar kamar utk masak air panas. Karena gw harus menjaga kesterilan diri dan benda-benda yang gw sentuh, maka gw keluar kamar itu pakai masker bedah dan sarung tangan latex. Abis air panas kelar, gw mandi. Teorinya, jika kamar mandi sharing memang si pasien Covid harus pengguna pertama atau pengguna ter

Kemarin dapat kiriman oil dari Nana. Begitu dibuka, lho banyak amat isinya ini... Total ada 9 botol oil Young Living. Di tiap botol ada label nama, juga nomor. Ternyata Nana hendak memperkenalkan gw dengan Raindrop Technique.  Caranya:  - Tetes + oles di telapak kaki - Pakai oil sesuai urutan nomor - 1-2 tetes oil per telapak kaki - Setelah selesai, pakai kaos kaki - Saat sakit, lakukan 2-3x sehari Hasilnya: nyenyaaaaaaak tidurnyaaaa!

Di lembaran hasil PCR Swab Test gw, tertera catatan begini: CT Value: 27.85 (Target Gen ORFlab), 23.28 (Target N Gene)  Mencoba baca penjelasan di sini, gak ngarti . Baca ini baru agak ngerti , tapi cut off-nya itu berapa sehingga gw bisa tau angkanya rendah atau tinggi? Menurut sumber yang ini , jika nilai CT Value rendah, itu artinya virus masih banyak dan menular. Jika CT Value tinggi, maka virusnya nggak adaa (atau mungkin berkurang?) dan less menular. Yang jelas, di hasil Swab PCR-nya Hilman dan Senja, nggak tertera angka CT Value.  Oh ya, kata Mas Ade, cut off-nya adalah di angka 35. Jadi karena angka gw 27.85, maka itu di bawah 35, maka itu artinya jumlah virus masih banyak dan potensi menular tinggi. Dia memberi perbandingan lain yaitu angka CT Value Gita, istrinya, yang 7 saat periksa PCR Swab.  Jadi target gw berikutnya adalah Swab negatif atau angkanya di tas 35. 

Begitu gw berkabar pada dunia kalau gw kena Covid, tentu langsung dapat saran dan petunjuk soal apa yang harus dilakukan. Sedikit-sedikit itu coba dipenuhi sebagai upaya untuk sembuh dong.  Maka inilah mereka-mereka itu: 1. Immune Booster dari HaloFit Ini sudah paket, beli di HaloDoc. Isinya Vit C, Vit E serta echinacea, elderberry dan zinc. Udah dipaketin per hari, jadi tinggal makan aja.  2. Rhea Health Tone Ini sesuai saran Mas Ade yang per hari ini hasil swab-nya sudah positif. Huraaay! Benda ini adalah suplemen cair, antioksidan. Siapa sangka gw akan pakai sebuah produk asal dari Armenia kaaaan...  3. Neurobion  Ini isinya B1, B6, B12. B1 untuk menjaga fungsi syaraf. B6 untuk neurotransmitter. B12 untuk pembentukan protein, sel darah dan jaringan.  4. Paracetamol  Diminum saat demam  5. Vitamin D3 Katanya ini bentuk paling alami dari vitamin D. Gw masih berjemur tiap hari, tapi berhubung mataharinya lebih sering ngumpet, maka Vitamin D3 to the rescue.  6. Ningxia Red Produknya You

Manusia itu pada baek-baek amat sih ya. Pas gw posting di Facebook soal kabar gw Covid, gw menyeimbangkan berita nyesss itu dengan kegembiraan dong. Jangan ragu kalau mau kirim jajanan. Hahaha. Eh bener dong. Satu per satu muncul WA nanyain alamat. Goks nih. Temen kulian. Temen sekos. Ortu temennya Senja pas SD. Eks temen sekantor. Temen organisasi. Yawlaaaa pada baek-baek banget dah manusia.  Pak RT juga udah kontak Hilman, siap menyuplai makanan 3x sehari. Yawla, bahagianya. Tapi kok gak enak juga yhaaa, soalnya pas banget udah pesen catering rumahan buat back up. Jadilah rikeus dialihkan untuk buah-buahan saja. Makasih ya Pak RT. Pak RT-nya baek, pernah dijadikan narasumber buat feature di KBR soal antisipasi Covid yang dilakukan warga huehue. Makasih banyak ya gaaesss! Pantang berhenti sebelum kenyang! Hohoho.

Selalu ada hal-hal pertama dalam hidup yhaaaa. Gw udah lama denger cerita dari nyokap kalau temen-temen dokter yang masih aktif keluar rumah itu rutin membersihkan hidung dan mulut dengan air garam. Kalau katanya sumber ini , hidung dan mulut itu kan pintu masuknya virus ke dalam tubuh, jadi coba dihalaulah dari pintu masuk. Peneliti dari University Edinburgh juga menemukan kalau pada ' reduce of illness ' kalau berkumur dengan air garam.  Untuk urusan nyemprot idung alias nyedu yang langsung dikasih videonya oleh tetangga , juga oleh Mas Ade.  Metode cuci hidung bisa juga dilihat di sini . Gw juga pakai larutan infus yang sama untuk kumur-kumur. Sudah dapat go dari nyokap. "Itu cairan netral, aman." Semoga bisa dihalau yaaa virus-virusnyaaaa!

Sejauh pengamatan gw, ada dua teman yang punya kemampuan prana/reiki gitu. Yang pertama adalah Mas Harry Surjadi. Gw udah pernah dikirimin reiki juga duluuuuu banget pas gw sakit apa gitu. Nah yang kedua adalah Ibbor. Gw berteman di Facebook sama Ibbor, juga istrinya, Monik. Nah Monik ini suka nulis di Facebook soal soal kegiatan pranic healing yang dilakukan Ibbor. Termasuk ketika dia kirim prana ke pasien Covid. Hal lain yang suka dishare Monik adalah makanan-makanan enak, sangat informatif dan menggiurkan :D Gw kirim WA ke Ibbor, lalu bercerita tentang kondisi gw. Ibbor bilang, setelah prana itu nggak boleh mandi 6 jam. Jadi pilihannya prana dilakukan malam, atau pagi setelah mandi. Gw pilih malam. Siapa tau bisa ikut membantu tidur malam gw kan.  Lalu dia cek dulu. Kata Ibbor: "Virus ada di saluran pernafasan, bukan di paru-paru atau perut." Fiuh. Trus dia tanya lagi: "Eh, ada bekas operasi di dada?" Yoi nih, mastektomi. Dan Ibbor melanjutkan dengan: "Iya n

Respons pertama sih pengennya: YA MANA GUE TAU, MALIH. Tapi kan orang cuma perhatian ya, masa gw semprot begitu hahahaha. Ini pertanyaan yang gampang, jawabannya susah. Gw jarang keluar rumah. Paling banter jalan pagi bareng anjing. Gw termasuk Tim #WFHForeverBisaGakSih dan terakhir ke Kantor Guntur pada 26 November. Ke JCo Plaza Cibubur dan BNI Cibubur 1 Des. Ambil setrikaan di tempat Ibuk lanjut makan ayam bakar di Puri Gading 5 Des. Mari kita rinci sedikit: - 26 Nov: gw dan Hilman pakai mobil, Hilman drop gw di Guntur, dia lanjut ke Kayumanis, trus ke kafe temennya. Abis selesai semua urusan, Hil jemput gw lagi di Guntur. Pulang. Selama di Guntur, gw pake masker. Copot masker pas makan dan rapat online. Kiri kanan gw gak ada siapa-siapa. - 1 Des: gw dan Hilman antar Senja ke sekolah, pakai mobil. Abis itu kami nungguin Senja di JCo Plaza Cibubur. Dine in, namanya juga mau nungguin. Sayangnya gak bisa di luar karena di luar ada yang merokok. Jadilah kami di dalam. Pojokan. Pakai mas

 Demikianlah babak baru ini mulai. Hasil PCR Swab Test dari RS Mitra Keluarga datang, dan gw dinyatakan positif Covid-19. Hilman dan Senja negatif, alhamdulillah.  Tentu saja ini bukan positif yang diharapkan. Gw udah WFH maksimal, jarang ke luar rumah, setiap kali pakai masker, kok ya bisa lolos juga. Gw berusaha keras mengingat-ingat apa saja yang gw lakukan dalam 14 hari terakhir, rasanya kok minimalis ke luar rumah dan selalu pakai masker. Gw anak Google Calendar banget sih, tapi gw nggak nyatetin ke sana kalau gw ke ATM atau jalan bareng anjing kan.  Awalnya di hari Minggu 13 Des, badan gw pwoll lemesnya. Tiduran melulu di sofa, lemes banget. Trus mulai sakit-sakitan badannya. Nyeri di sekujur tubuh, kayak digebukin orang sekampung. Nyerinya tuh merambat dari kaki sampai ke kepala, trus kepalanya lanjut bertalu-talu. Senin 14 Des begitu juga, meski nggak seharian. Selasa 15 Des masih relatif aman, tapi jam 18 termyata gw demam 38 derajat Celcius. Tadinya mau Swab drive thru di Eka

Gw sempet agak males-malesan minum Tamoxifen. Tentu ini jangan ditiru. Gw males-malesan karena banyak hal (alias cari-cari alasan cih). Pertama, karena minum Tamoxifen bisa memicu kanker di endometrium. Berasa keluar dari mulut harimau disambut buaya dong. Kedua, eh nggak ada alasan lain sih. Itu aja.  Kalau baca beberapa referensi, banyak efek samping gak oke dari Tamoxifen ini. Yhaaa namanya juga obat hormon ya. Tapi mungkin gw aja yang gak sensitif atau perhatian sama badan sendiri, gw kok kayaknya nggak merasakan efek samping yang gw baca itu ya. Misalnya hot flashes, gw kayaknya kok gak pernah mengalami. Gw sampai follow tagar tamoxifen di IG karena pengen tahu gimana pengalaman orang-orang.  Pas Senja mulai sekolah online sebagai anak SMP, gw mulai rajin minum obat. Dengan segala excitement gw ketika Senja yang mulai sekolah, kayaknya kok ya I don't want to miss a thing. That's a motivation dong.  Jadilah gw kembali rajin minum Tamoxifen plus instruksi khusus ke Senja unt

Saturdate pada 5 September 2020 di RS Kramat bertemu dr Sugi untuk evaluasi kanker payudara per 6 bulan. . "Senja nggak ikut?" "Nggak, di rumah aja, Dok." "Oh jadi Hilman aja yang antar ya." Poin 💯 karena mengingat nama Hilman dan Senja, padahal konsul terakhir gw adalah Februari 2020. . "Ini kamu harus CT scan biar kita bisa pastikan itu apa," kata dr Sugi sambil menunjuk tiga titik yang diberi tanda silang di rontgen thorax. "Apakah hanya pembengkakan pembuluh darah atau kelenjar. Kalau yang pertama, kita tenang. Kalau yang kedua, kita harus kerja keras lagi." Poin 🤢 untuk rasa kaget ke-1. . "Kamu masih mens?" "Masih, tapi lebih sedikit." "Berarti tamoxifen kalah sama hormon estrogen kamu. Saya saran ganti ke suntik Zoladex per 12 minggu. Kamu dibikin jadi menopause." "Oh gitu dok. Harga obatnya berapa?" "4 juta." Poin 🤢🤢 untuk rasa kaget ke-2. Yah begitulah ya akibat b