Evaluasi Kanker Payurada Tahun ke-5
Evaluasi tahun ke-5 ini jatuh di bulan Maret 2021. Trus kenapa juga baru Mei nulisnya hayoooo hhueuehue.
Gw semakin cermat lah ya dalam mempersiapkan evaluasi. Telfon sembari cek kalender.
- Telfon Lab Pramita: janjian untuk USG perut dan abdomen, cek darah, rontgen
- Telfon RSPAD: janjian bone scan
- Telfon RS Bunda: janjian konsul dg dr Laila utk cek endometrium, plus siapin dokumen untuk keperluan klaim asuransi
- Telfon RS Kramat & JBC: janjian konsul dg dr Evert dan dr Sugi. Bonus track: ketemu Prof Zubairi.
Pas harinya tiba, ya udah tinggal dijalanin aja satu per satu. Ujung etape adalah ketemu dr Evert, dr Sugi dan Prof Zubairi ini deh.
Pertama, ke Lab Pramita, untuk ke dokter haduh lupa namanya, USG abdomen dan payudara. Aman. Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan.
Kedua, ke bone scan di RSPAD. Gw udah semakin jago menghabiskan 3 liter air dalam waktu 2-3 jam sembari nunggu diperiksa. Pas hasilnya keluar, aman.
Ketiga, ke dr Laila di RS Bunda. Nah ini nih yang bikin dag dig dug. Endometrium gw menebal, lebih dari 1cm. Padahal mestinya ya di bawah 1 cm. Kenapa menebal? Karena minum Tamoxifen. Kenapa minum Tamoxifen? Karena utk menekan produksi hormon di badan gw sendiri sbg upaya mencegah kekambuhan. Kampret kan. Yah begitulah kehidupan yhaaaa. Gw tanya ke dr Laila, apakah perlu ganti obat Tamoxifen? Ku teringat dr Sugi yang sempat menyarankan Tamoxifen diganti karena gw masih mens meski sedikit. Dr Laila sih bilang boleh aja. Huhuhu. Penggantinya itu obat suntik per 3 bulan. Yang artinya gw harus ke RS per 3 bulan... kan males...
Keempat, ke dr Evert di JBC. Hasilnya aman dong. Mengutip dr Evert: "All good, Nona."
Kelima, ke dr Sugi di RS Kramat. Dari dia juga hasil oke lah ya, karena pada prinsipnya dia kan mereview dari hasil lab, hasil bone scan dll. Yang jadi catatan dr Sugi hanya endometrium menebal itu. Kebetulan gw juga disuruh balik ke dr Laila pada bulan Juni 2021. Kata dr Sugi, ganti atau enggaknya Tamoxifen, tergantung rekomendasi dari dr Laila kelak.
Keenam, bonus track ke Prof Zubairi di JBC. Tadinya nggak masuk dalam rencana, karena ketemu dr Sugi itu sama aja dengan ketemu Prof Zubairi. Tapi karena jadwalnya barengan di JBC, ya udah sekalian aja. Awalnya gw dimarahin sama Prof Zubairi karena dianggap nggak pernah konsul pasca kemo ke dia -- karena lembar pasien di map dia itu kosong. Lalu gw bilang, gw konsulnya ke dr Sugi. "Oh kalau gitu saya tarik lagi marahnya," kata Prof Zubairi. Hehe. Seperti biasa, dia tanya soal aktivitas olahraga. Jalan pagi 30 menit per hari itu sudah cukup. Asik. Bonus lainnya: dapat surat keterangan boleh vaksin dari Prof Zubairi.
Karena ini sudah tahun ke-5, maka evaluasi kanker menjadi setahun sekali (sebelumnya kan per 6 bulan). Jadi gw baru akan menempuh 6 etapi seperti di atas itu kelak pada Maret 2022. Lumayan lah ya napas kantong hehe.
Comments
Post a Comment