Evaluasi tahun ke-6 Kanker Payudara
Bulan Maret tiba, saatnya cek-cek sikon toket dan sekitarnya.
Sejak menginjak tahun ke-5, gw mulai kena jadwal 1x setahun untuk cek kanker. Sesungguhnya ini justru bikin degdegan karena jarak setaun kan lama ya, sementara makan gw masih jorok dan ugal-ugalan. Masih makan sate, suka males makan sayur dan olahraga. Iya sih makanan emang gak ada yang dipantang oleh dokter. Tapi ya udah tau makanan dan kebiasaan buruk dipelihara tuh gimana coba. Karenanya ketika evaluasi jadi tahunan, dosa gw udah bakal numpuk lagi tooh... Tapi yo wis, mari kita evaluasi mama you can see dulu.
Ngatur jadwal dimulai:
1. Lab Pramita: cek darah, rontgen thorax, USG abdomen dan payudara. Ini jadi tempat pilihan karena ada dr Kahar yang lakukan USG, dan hasil USG dr Kahar dipercaya oleh dr Evert.
2. Radio nuklir di RSPAD: bone scan. Pendaftaran sekaligus cek ketersediaan obat dulu. WA: +62 899-9924-023
Setelah itu semua beres, baru ngatur jadwal kunjung dokter: dr Evert, dr Laila, dr Sugi. Dr Evert duluan utk memastikan kondisi toket. Abis itu dr Laila dulu utk cek endometrium, serta bisa lanjut atau enggaknya Tamoxifen. Gong-nya di dr Sugi sebagai Spesialis KHOM utk terapi kanker in general.
Dr Evert: semua hasil bagus, bersih. Tapi pas dia periksa payudara pakai tangan, dia menemukan benjolan 0.7 x 0.8 cm. Tangan dia emang super sakti. Siang itu juga langsung lanjut biopsi FNAB untuk tau itu apaan. Lumayan hamba degdegan 2 hari nungguin hasil. mendadak nangis di pojoka karena lelah dengan kejutan toket, lalu berusaha pasrah dan tenang-tenang saja. Untunglah hasilnya jinak. Di lembaran hasil tertera: fibrocystic breast disease.
Dr Laila: aman juga. Endometrium tidak menebal. Hasil papsmear gw taun 2021 juga negatif jadi dia tidak menyarankan papsmear tiap tahun. Dan meski gw masih saja mens tiap bulan, dr Laila bilang gw bisa lanjut dengan tamoxifen.
Dr Sugi: semua hasil bagus. Diskusi berikutnya adalah Tamoxifen lanjut atau enggak.
Siklus jahanamnya kan gini:
- Gw kanker payudara karena estrogen ugal-ugalan
- Estrogen adalah hormon, jadilah gw dikasih obat hormon utk menaklukkan ugal-ugalannya estrogen gw
- Tapi minum tamoxifen bisa memicu kanker endometrium
- Karena itu gw rutin ke dr Laila utk cek apakah ada penebalan endometrium atau enggak
Nah, tamoxifen ini harusnya membuat gw jadi menopause. Tapi karena gw TIDAK rajin minum tamoxifen, maka gw tetap mens. Rutin, sebulan sekali. Somewhere deep inside, my subconscious membuat gw tidak minum tamoxifen dengan rajin karena khawatir memicu kanker endometrium.
Dan karena gw tetap mens, artinya estrogen gw ugal-ugalan. Ya pasti lah, secara "polisi"-nya nggak gw minum yang bener nyet.
Dr Sugi kembali mengusulkan gw ganti Zoladex. Bisa pakai BPJS tapi artinya gw harus suntik 1x sebulan. Bisa pakai jalur pribadi dan suntiknya 3 bulan sekali. Ada rupa, ada harga dong. Zoladex yang 3 bulan sekali itu harganya 5 juta. Mantaapppuuuwww.
Gw mencoba berkelit. "Kata dr Laila kan nggak papa lanjut Tamoxifen?" Lalu dr Sugi menjelaskan. Dr Laila itu kan hadir karena gw pakai tamoxifen, karena dampaknya ke endometrium. Kalau gak pakai tamoxifen, ya nggak usah worry ke sana. Karena Zoladex akan jadi polisi hormon yang membuat gw menopause.
Dr Sugi kasih analogi "pakai helm". Pakai helm akan melindungi dari satu hal, tapi bisa ada serangan dari sisi lain kan.
Jadi gw harus memutuskan mau pindah Zoladex atau enggak, soon. Kalo sebulan sekali suntik sampai tahun ke-10 hemmm. Kalau 3 bulan sekali suntik masih oke secara waktu, tapi harganya yang hemmmm.
Diskusi kedua soal PET Scan or no PET Scan. Dr Sugi ini #TimPET sementara dr Evert sebaliknya. PET itu mahil ampun dije, terakhir kayaknya 15 jokut. PET bisa melihat seluruh tubuh, biar tau ada metastase atau enggak; tapi tidak menyorot khusus di area payudara. Dr Evert biasanya ngomel panjang lebar kalau gw bawanya hasil PET, bukan USG. Lebih karena dia tau itu harganya mehong yaw.
Kembali gw bilang ke dr Sugi, gw akan cek asuransi dulu. Dia sarankan PET itu dua tahun sekali. Gw pribadi macam berasa tenang kalau liat hasil PET oke, karena itu artinya yang dicek adalah sekujur tubuh gw. Bukan hanya area payudara.
Jadi demikianlah PR gw di tahun ke-6. Minim tamoxifen kenapa sih nyet susah amat. Rrrrrrrrh.
Sebagai penutup, maka gw kasih ponten 100 untuk kesekian kalinya karena dr Sugi masih ingat nama Hilman dan Senja. Juga bertanya,"Kamu nggak ke Afrika lagi?" Serta menengok ke suster sambil bilang,"Dia ini ibunya Senja lho..." dengan cara jayus yang khas.
Sehat-sehat selalu dokter-dokterku sayaang!
Hallo mba.. dr. Evert ini spesialis di kanker payudara atau kita bisa kunsultasi juga jenis kanker yang lain ya? Terimakasih sebelumnya..
ReplyDelete