Persiapan Terapi Hormon
Salah satu bagian treatment yang akàn gw tempuh adalah terapi hormon selama 5-10 tahun. Obat yang akan dipakai adalah tamoxifen.
Sebelum dikasih obat, dr Sugi minta gw periksa dulu ke dokter kandungan. Dia bilang, nggak semua SpOG bisa melakukan ini. Dia kasih rekomendasi dr Laila di RS Bunda atau dr Arya di mana gitu lupa. Setelah dicek, gw pilih dr Laila karena lokasi praktik dia di RS Bunda - lebih ke soal familiar atau enggak dengan tempatnya aja sih. Dia praktik Kamis jam 17-20, bisa ambil nomor mulai jam 15.
Jadilah gw ke sana setelah jemput Senja dari sekolah. Hil duluan sampai ke Bunda setelah pagi ke RSCM untuk ngecek radioterapi. Jam 19 lewat akhirnya baru masuk ruangan.
Gw jelaskan keperluan gw apa, berikut hasil lab sebelumnya. Dia tanya juga catatan yang gw bikin di buku. Sambil dia liat, dia menuju,"Bagus sekali kamu punya seperti ini." Ehem :)
Lalu pemeriksaan dimulai: pap smear dan USG vagina. Secara gw nggak pernah pap smear, baru deh tau itu kayak apa hehe. Pap smear cepet, tapi USG vagina yang lama. Gw sampai tanya ke dr Laila: dok, yang dicari apaan sih? Bosen dan pegel juga ngangkang dan diuwek-uwek sama si dokter.
Setelah selesai, baru dia menjelaskan. Pemeriksaan ini untuk liat ketebalan lapisan di dalam rahim. Jika tebal (di atas 1 cm), maka bisa ada kecurigaan kanker. Untuk gw, alhamdulillah, tidak tebal.
Obat yang akan dikasih adalah tamoxifen. Salah satu efeknya adalah tidak mens selama obat masih dimakan. Woops. Selamat datang kekacauan hormon kayaknya nih. Lalu ada efek samping osteoporosis juga. Hadeeh, menua dini nih gw :(
Hasil USG vagina udah bisa langsung dibaca, sementara hasil papsmear belum. Jadi ya harus menanti 10 hari dulu baru bisa tau hasilnya. In the mean time, dr Laila juga udah isi data hasil pemeriksaan gw untuk dibawa ke dr Sugi.
Semoga lancarrrr!
Comments
Post a Comment