Happy Uniboob Anniversary!
Hari ini, setahun lalu, say goodbye ke 3 tumor dan payudara kanan. You're killing me! Bye!
Kalau baca lagi komentar-komentar di Facebook setahun lalu itu, setelah operasi mastektomi terjadi, rasanya nggak karuan. Antara seneng karena tahu punya banyak temen yang doain, sama ada terbersit rasa degdegan: gw kuat nggak ya?
Sampai saat ini gw bersyukur karena bisa melewati setahun ini dengan baik. Masih ada Hilman dan Senja yang selalu mendampingi dan menghibur. Masih ada support system bernama keluarga besar yang luar biasa dahsyat. Masih bisa biayai pengobatan yang sudah lah nggak usah dibahas mahalnya kayak apaan. Masih punya asuransi. Masih bisa piknik kalau ada gelagat stres meningkat.
In short, masih bisa hidup seperti biasanya.
Saat sehat, banyak hal yang kita anggap ya memang sudah seharusnya terjadi begitu saja. Sementara kalau lagi sakit, ampun deh jadi mikir banget. Dulu pas baru kelar operasi, tangan kanan masih amboy kalau diajak beraktivitas. Buka tutup botol aja berasa urat-urat tangan kanan pada ketarik semua. Padahal kalau dalam kondisi 'normal'. buka tutup botol ya nggak pake mikir. Tiba-tiba terjadi aja.
Pas mau operasi, sempet kepikiran mau double mastectomy sekalian. Sok Angelina Jolie gitu deh. Soalnya gambar-gambar yang gw liat itu kebanyakan kok ya double mastectomy. Kayaknya saat itu gw nggak pernah liat gambar survivor kanker payudara yang masih punya satu payudara, sementara satunya udah nggak ada. Untunglah gw mendadak lupa aja sama ide double mastectomy itu. Kalau nggak, buset, tangan kiri dan kanan berarti golden hands dong. Trus mau kemo dari mana? Ubun-ubun?
Dulu pas mau ngadepin kemo juga nggak karuan rasanya. Antara takut, sama berasa 'udah lah buruan aja deh kemo, sooner or later terjadi juga kan'. Gw mencoba berpatokan pada itu lho yang bilang kalau Tuhan nggak pernah kasih cobaan lebih berat dari yang bisa ditanggung si manusia itu. Artinya, takeran buat gw masih oke lah. Gw dianggap bisa handle ini gitu. Jadi ya, bring it on!
Yang masih menghantui gw tentu saja kemungkinan metastase. Secara gw masih sering cheat makan sate gitu lho. Kalau denger cerita orang lain yang metastase ke tempat lain, bertahun-tahun setelah kemo kelar, suka jadi kepikiran. Duh gw ntar begitu nggak ya? Tapi nggak lama pasti kepikiran 'duh enak juga makan sate nih' haha. Asal jangan 200 tusuk bareng Susana.
PR utama gw sekarang adalah makan sayur dan be happy. Juga, hindari sate. Teteeeuuuppp...
Semoga tetap setroooonggggg yaaaa! *nyemangatin diri sendiri*
Kalau baca lagi komentar-komentar di Facebook setahun lalu itu, setelah operasi mastektomi terjadi, rasanya nggak karuan. Antara seneng karena tahu punya banyak temen yang doain, sama ada terbersit rasa degdegan: gw kuat nggak ya?
Sampai saat ini gw bersyukur karena bisa melewati setahun ini dengan baik. Masih ada Hilman dan Senja yang selalu mendampingi dan menghibur. Masih ada support system bernama keluarga besar yang luar biasa dahsyat. Masih bisa biayai pengobatan yang sudah lah nggak usah dibahas mahalnya kayak apaan. Masih punya asuransi. Masih bisa piknik kalau ada gelagat stres meningkat.
In short, masih bisa hidup seperti biasanya.
Saat sehat, banyak hal yang kita anggap ya memang sudah seharusnya terjadi begitu saja. Sementara kalau lagi sakit, ampun deh jadi mikir banget. Dulu pas baru kelar operasi, tangan kanan masih amboy kalau diajak beraktivitas. Buka tutup botol aja berasa urat-urat tangan kanan pada ketarik semua. Padahal kalau dalam kondisi 'normal'. buka tutup botol ya nggak pake mikir. Tiba-tiba terjadi aja.
Pas mau operasi, sempet kepikiran mau double mastectomy sekalian. Sok Angelina Jolie gitu deh. Soalnya gambar-gambar yang gw liat itu kebanyakan kok ya double mastectomy. Kayaknya saat itu gw nggak pernah liat gambar survivor kanker payudara yang masih punya satu payudara, sementara satunya udah nggak ada. Untunglah gw mendadak lupa aja sama ide double mastectomy itu. Kalau nggak, buset, tangan kiri dan kanan berarti golden hands dong. Trus mau kemo dari mana? Ubun-ubun?
Dulu pas mau ngadepin kemo juga nggak karuan rasanya. Antara takut, sama berasa 'udah lah buruan aja deh kemo, sooner or later terjadi juga kan'. Gw mencoba berpatokan pada itu lho yang bilang kalau Tuhan nggak pernah kasih cobaan lebih berat dari yang bisa ditanggung si manusia itu. Artinya, takeran buat gw masih oke lah. Gw dianggap bisa handle ini gitu. Jadi ya, bring it on!
Yang masih menghantui gw tentu saja kemungkinan metastase. Secara gw masih sering cheat makan sate gitu lho. Kalau denger cerita orang lain yang metastase ke tempat lain, bertahun-tahun setelah kemo kelar, suka jadi kepikiran. Duh gw ntar begitu nggak ya? Tapi nggak lama pasti kepikiran 'duh enak juga makan sate nih' haha. Asal jangan 200 tusuk bareng Susana.
PR utama gw sekarang adalah makan sayur dan be happy. Juga, hindari sate. Teteeeuuuppp...
Semoga tetap setroooonggggg yaaaa! *nyemangatin diri sendiri*
Comments
Post a Comment