Sebelumnya
Sebelum segala operasi ini jalan, gw tanya sama Hil: kamu gimana kalau aku mastectomy?
Yaaaa bagaimana pun harus gw tanya dong.
Hil bilang: "Itu badan kamu, kamu pilih mana yang terbaik aja."
Oh kekasihku. Aku cinta kamu.
Sementara gw sendiri ya kalau pas lagi riset soal mastectomy suka tercekat sendiri. Anjrit, kayak gitu ya ntar kalo pas buka perban. Maaaak....
Tapi ya kalau dipikir-pikir... pertama, ngapain nyimpen penyakit. Udah lah let it go. Kedua, pasti yang ditempuh adalah jalur medis macam mastectomy ini, bukan alternatif. Yaaa iyaaa kali bokap nyokap dokter trus gw ke dukun... itu namanya kualat sama orangtua kekekekek. Ketiga, orang nggak akan tau gw mastectomy dengan hanya melihat fisik gw. Kalau sekarang kan ya gw ember aja hahaha. Keempat, gw nggak mencari nafkah pakai toket. Gw kan tukang ketik, seperti kata Senja hahaha.
Yang paling penting adalah yang kelima: happy to be alive. Setelah itu ya hajar bleh aja.
Hil bilang, abis ini energi harus dihemat. "Perjalanan kita baru 10-20 persen aja ini," kata dia. Sampai hasil PA keluar, baru deh beneran hidup baru dimulai. Serangkaian kemo menanti. Gw tau kemo kayak apa karena pernah ngedit tulisan Dea soal itu, tapi ngerjain sendiri pasti bakal beda.
Breast reconstruction? Belum kepikiran. Paling ya pakai bra biasa, separo isi, separo tongpes *halah* Orang di jalan nggak bakal tiba-tiba mencet toket gw tooh.. Jadi mungkin akan going flat aja. Dan mungkin beneran bakal tato haha.
Jadi ya kelak, kuncinya adalah jangan stres ---- tolong pak bos baca bagian ini baik-baik yak huehehehe.
Halo Mbak Citra! Salam kenal ya.. Aku ketemu blog ini gara2 Ibuku juga kanker payudara, sudah mastectomy dan saat ini sedang kemo.
ReplyDeleteTerima kasih ya Mba, membaca cerita mbak Citra, saya jadi semangat menemani Ibu saya. Stress saya sedikit makin sedikit bisa terurai (btw, Ibu saya slow aja. Malah saya yg stress).
Membaca blog Mbak Citra bikin deg2an, ikut terharu juga inget2 Ibu Saya.
Terima kasih ya Mbak.. Sehat selalu dan tetap semangat!