Support Sesama Suami

Sesi kunjungan dari Pandu ke rumah sakit itu penting buat gw terutama buat Hilman. Pandu adalah teman SMA gw, dan istrinya, Ranti, juga kanker payudara. Kisah istrinya ditulis dalam buku "Hairless".

Pandu bilang, momen mastectomy atau pengangkatan payudara terhitung kecil jika dibandingkan proses selanjutnya.

"Elu harus mikirnya ini adalah angkat penyakit, bukan angkat payudara. Nangis boleh, tapi abis itu ya sebaiknya lempeng lagi. Kayak Ranti tuh, dia mah lempeng banget," cerita Pandu.

Ranti dulu juga harus mastectomy. Benjolan di payudaranya ketemu pas dia lagi hamil 7 bulan. Setelah anaknya lahir, dia menjalani proses mastectomy. Plus lanjut aneka kemo.

"Elu pasti masih mau liat macem-macem kan, Cit. Masih mau liat Senja wisuda. Masih mau nulis. Itu aja yang elu pikirin."

Lantas dia cerita proses kemo istrinya yang selama 15 cycle itu. Panjang dan berat, apalagi mereka kemo di Singapura. Plus mereka baru punya bayi pula.

"Yang paling berat itu proses kemo. Tapi gw yakin Citra pasti kuat," kata Pandu sambil nengok ke Hilman. Lha kok bukan gw yang ditengok hahaha.

Pas cerita soal kemo ini Pandu kasih pesan penting. Senja mesti tahu soal proses kemo akan kayak apa. "Elu nanti kayak bayi lagi, mesti steril. Nggak boleh sakit pas mau kemo," kata Pandu. Artinya bisa jadi gw harus minggir dari Senja kalau dia lagi flu misalnya.

Juga, harus kasih tau Senja soal efek rambut rontok itu. "Jangan sampai Senja stres liat rambut elu rontok di mana-mana."

Ah ya betul. Hil dan gw udah janjian bakal botak bareng -- jika gw harus melewati proses kemo kelak. Nah sekarang ajak Senja sekalian aja deh nanti :)

Dia juga mengingatkan soal pentingnya mengecek ketersediaan obat kemo beberapa hari sebelumnya. Dia cerita soal seorang bapak yang harus keliling seluruh apotek di Jakarta karena si RS kekurangan 2 ampul. Nggak nemu, akhirnya orang itu harus terbang saat itu juga ke Singapura supaya nggak telat jadwal kemo.

Pandu cerita juga soal keputusan Ranti untuk pakai implant. Dia menyerahkan keputusan itu kepada Ranti. "Tapi itu numb aja sih pada akhirnya. Nggak ada rasa apa-apa juga," kata dia.

Wih, seneng banget ketemu temen yang ngebesuk kayak gini hehe. Kalau yang lain datang dengan berbagai pertanyaan, maka Pandu datang untuk berbagi pengalaman. Priceless.

Terima kasih ya!

Comments

Popular posts from this blog

Konsul ke dr Evert

Kuning

Ini Dia Kata Dokter Bedah Onkologi (1)