Konsul dengan Internis

Okeh. Ini pertemuan pertama dengan dr Fransiska. Perempuan, masih muda.

Gw diperiksa dengan cara telentang. Buka baju dan bra. Lalu diraba. Dia pun menemukan benjolan itu. Jadi ini bukan halusinasi gw. Confirmed.

Lantas gw diminta USG payudara alias USG mammae. Begitu kelar hasilnya, balik lagi ke dia untuk baca hasil.

Begitu liat hasil USG, dia menyarankan untuk diangkat. Nadanya teges dan lempeng aja gitu. 

"Sebaiknya ini diangkat supaya kita tahu ini jinak atau ganas. Kalau udah diangkat, ketahuan, baru bisa tenang dan menentukan langkah selanjutnya."

Setuju.

Dari hasil USG, diketahui kalau massa itu  betul ada. Ukurannya kurang lebih 2 x 2 x 2 cm. Itu besar 
atau kecil, gw tanya begitu.

"Kalau di bawah 1 cm, kita bisa abaikan. Tapi kalau udah ukuran segini, sudah kita anggap berarti," kata dia. Huwah.

Bentuknya padat, batasannya tidak jelas dan ada peningkatan vaskularitas alias aliran darah. Tiga item itu membuat curiga, kata dr Fransiska. 

"Bisa jadi ini ganas. Tapi mudah-mudahan enggak."

Rasanya tuh ini kayak pas lagi mau mulai flying fox. Elu bisa jatuh, bisa juga enggak. Tapi harus dijalani supaya bisa sampai ke ujung.

Biar rada tenang, gw tanya detil. Katanya kan uncertainty malah bikin nggak happy. Jadi ya kita cari yang pasti aja.

Saat biopsi, maka yang terjadi adalah benjolan itu diangkat. Setelah diangkat, dicek: jinak atau ganas.

Kalau jinak, amin. Toket yang dibelek itu ditutup lagi. Si benjolan itu dibuang ke tong sampah aja.

Kalau ternyata ganas, maka akan dicek lagi di dalam area toket untuk menemukan apakah masih ada yang perlu dibersihkan atau enggak. Area pencarian diperluas. Opsi paling dramatis adalah diangkat semuanya. Meaning: bye toket kanan.

Hm.

"Unexpected things happen. By definition, no class can teach you to expect them." (House, MD)

Comments

Popular posts from this blog

Konsul ke dr Evert

Kuning

Ini Dia Kata Dokter Bedah Onkologi (1)