Akhirnya FNAB Juga

Sesuai saran dr Evert, gw melakukan FNAB. Akhirnya, tau juga gw apa itu FNAB.
Gw di-FNAB sama dr Nurjati Siregar. Kalo nggak salah inget nama sih ini tantenya Ira, teman SMA gw.
Dia menjelaskan dulu prosedurnya. Sekaligus memperlihatkan jarum suntik yang akan dipakai. "Kayak ambil darah aja kok," kata dia.
Gw disuruh tiduran lalu terjadilah prosesi itu. Disedot, trus ditaruh di alas kaca. Dicek sebentar, lalu si dokter samperin gw dulu.
"Kayaknya hasil kurang bagus..." kata dr Nurjati sambil megang bahu gw.
Gw speechless dulu beberapa detik sebelum akhirnya gw bilang:
"Ihiiiyyyy..."
Dr Nurjati menjelaskan begini: sampel yang dia ambil itu sedikit, nah dari yang sedikit itu hasil tampak mencurigakan. Tapi karena sampel dikit, dia nggak bisa menegakkan diagnosa.
Ada 2 pilihan: udahan sekarang, lalu kalau masih kurang yakin akan ambil sampel lagi. Atau, ambil sampel lagi sekarang.
Yaaaaa sekarang aja laaah. Secara FNAB harganya 750 ribu boook.
"Sekarang aja deh Dok. Biar nggak bolak balik." #alasan
Jadilah ambil sampel lagi. Kali ini prosesi nyedot agak lebih lama.
"Nah sekarang sampelnya udah lebih banyak."
Si dokter keluar lagi, cek sampel sebentar pakai mikroskop lalu balik lagi.
"Kalau dari sampel yang sekarang, sepertinya radang. Tapi saya belum yakin karena ada kecurigaan yang pertama. Jadi saya akan periksa lagi pelan-pelan. Nanti saya konsultasikan juga sama kolega saya."
Okelah. Yuk mari kita pulang. Salaman dulu.
"Sekarang tidur nyenyak aja. Tuh tangannya aja udah dingin begitu..."
Sebenernya itu lebih ke arah laper sih dok.

Comments

Popular posts from this blog

Konsul ke dr Evert

Kuning

Ini Dia Kata Dokter Bedah Onkologi (1)