#Kemo9 Pesta Timur Tengah

Hari Kamis (17/11/2016) adalah kemo ke-9. Sembari kemo, maka di hari yang sama gw manfaatkan untuk fisioterapi. Biar nggak usah bolak balik izin ke kantor gitu. Jadi pagi fisioterapi, dengan asumsi bakal kelar jam 10, lalu langsung ke Kramat untuk kemo.

Pasukan pun diatur. Berangkat dari rumah jam 5. Ma ikut juga karena mau liat proses fisioterapi. Senja diangkut pagi, lalu titip ke rumah Ibu Ana untuk diantar sekolah. Kami pun melaju ke Jakarta.  Gw dan nyokap akan turun di Prodia untuk periksa darah untuk kebutuhan kemo. Hil duluan ke RSCM untuk antrean fisioterapi.

Sounds like a perfect plan ya..

Begitu sampai di Prodia, si ibu telp dan kasih tau kalau Senja balik lagi ke rumah karena sepatu dia ketinggalan di mobil. Yassaalam ampun dah. Abis gw kelar Prodia langsung ke RSCM menuju bag Rehab Medik. Nganter Ma duduk dulu di ruang tunggu lalu Hil telp: bingung antrenya di mana. Wayyyaahhh.

Gw langsung menuju admission, daftar, balik lagi ke Rehab Medik dan menunggu dipanggil. Hil duluan ke Kramat untuk urus administrasi masuk kamar untuk kemo.

Nunggu punya nunggu ini kok gw nggak kunjung dipanggil. Makin gelisah karena makin siang. Lalu gw tanya ke dalam, ternyata terapis gw lagi ada kegiatan dengan mahasiswa dan 'kayaknya sebentar lagi selesai'. Oh betapa itu sangat mencemaskan dong. Dan, nggak bisa juga ganti terapis. Oke deeeeyy makin lama dah ini nunggunya.

Jam 10 gw baru mulai fisioterapi, selesai jam 11. Langsung buru-buru ngibrit ke RS Kramat untuk masuk kamar demi kemo. Begitu sampai kamar itu rasanya lega banget. Akhirnya sampai jugaaak. Dan karena ketimpringan dari pagi, gw nggak selera minta kurir nganterin laptop ke RS -  padahal biasanya tiap kemo sambil kerja pakai laptop. Yang tadinya mau mindahin rapat ke RS juga batal. Not in the mood for work dah.

Jam 17an, Mbak Gita datang. Dia memang pas lagi ada acara di Sabang, nginep di sana, jadi ya sekalian nengok gw. Pas dia sampai, pas juga gak lama Prof Z datang untuk visit. Nggak ada keluhan, aman. Boleh pulang, hore!

Tapi ya kok ya udah kadang pesen makanan lewat Go Food hehehe. Mbak pesen masakan Timur Tengah: falafel, tabouleh dan apa lagi entah. Mari kita sikat! Lumayan juga pesta gitu buat nunggu kemo dan berkas admin keluar hehehe.

Jam 20 udah bisa pulang ke rumah deh. Heaven!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Konsul ke dr Evert

Image
Dr Evert adalah dokternya Nita waktu dia angkat tumor payudara beberapa tahun. Dan dia juga adalah dosennya nyokap gw. Kebayang dong tuwirnya kayak apa hihihi. Gw ketemu dr Evert ini di Jakarta Breast Center (Jl Kramat VI no 24). Dapat nomor antrian 7. Mungkin karena usia ya, kalau ngomong sama dr Evert mesti rada kenceng, hehe. Dia lakukan pemeriksaan fisik dulu ke gw. Telaten banget. Lama banget itu ngeraba, sambil kasih info ke suster soal hasil rabaannya. Yang rada ajaib adalah dia ngukur besaran benjolan pakai penggaris segitiga huehe. Untung nggak pake jangka. Ajaib yang kedua adalah toket gw ditandain pakai spidol merah. Nggak cuma titik, tapi sesuai besaran benjolan yang kerasa sama tangan dia. Mudah-mudahan abis ini nggak buat main dart game hihihi. Kalau dari hasil periksa fisik dr Evert, begini: - kanan ada 2 tumor, kiri kista (berisi cairan) - ukuran tumor yang kanan Jam 11-3: 3,6 x 2,9 cm Jam 6: 1 x 0,6 cm Jam 6: 1,5 x 1 cm Ini rada beda dengan hasi
Read more

Hasil PA & IHK

Image
Ini dia penjelasan lengkap hasil PA (Patologi Anatomi) & IHK (Imuno Histo Kimia). Ini dirangkum dari hasil ngobrol sama dr Evert dan dr Sugiono di kesempatan berbeda.  * Karsinoma mammae invasif Artinya, kanker payudara ini invasif. Alias sudah mulai menyerang ke jaringan lain. Dalam kasus gw, ke kelenjar getah bening. Versi web luar, ini disebut IDC atau Invasive Ductal Carsinoma. Tergolong kanker payudara yang umum dialami. Ini degdegan karena begitu sudah sampai di kelenjar getah bening, itu sel kanker udah bisa jalan ke mana aja. Tanpa terdeteksi secara fisik maupun dari pindaian. Misalnya dia sudah sampai di paru-paru tuh, nah sel kanker baru terdeteksi pindaian kalau sudah 100 juta sel. Kalau 'baru' jutaan sel, nggak terdeteksi. Gaswat. * DCIS < 50% Artinya, Ductal Carsinoma In Situ = kanker di kelenjar susu yang masih ada di lokasi. Ini yang sempet bikin bingung karena seperti bertentangan dengan info invasif ini. Jadi ternyata, di payudara gw itu ada yang sudah
Read more

Ini Dia Kata Dokter Bedah Onkologi (1)

Image
(Foto: mayoclinic.org) Akhirnya ketemu Dr Erwin, bedah onkologi di Carolus. Dia cukup komunikatif, juga menjelaskan dengan bahasa yang sederhana. Dia mulai dengan lihat USG mammae lanjut pemeriksaan fisik. Soal benjolan di payudara kanan -- ini si massa padat ukuran 2x2x2 cm yang batasnya tidak jelas itu. Lalu bentuk yang atas-bawah lebih dominan ketimbang yang kiri-kanan.  "Ini tidak begitu baik," kata dr Erwin. Pas di-USG, itu kan payudara rada ditekan. Nah, si benjolan tetap begitu saja. Dari size-nya terlihat sisi atas-bawah lebih dominan ketimbang kiri-kanan. Dia membandingkan dengan bulatan empuk yang kalau dipecet maka akan jadi gepeng. Nah, ini enggak. Artinya: mencurigakan. Karena itu dikasih penanda Bi-Rads 4b. Singkat kata: berpotensi ganas. Bi-Rads itu cuma sampai 5, sementara di gw adalah Bi-Rads 4b. "Yang level 4 itu A sampai Z?" "Bukan, cuma sampai B." Wakwaw. Di payudara kanan juga ada benjolan dengan ukuran kecil
Read more