Posts

Showing posts from September, 2016

Radioterapi, the High Way

Image
Hari ini gw ke RSCM untuk memulai proses awal radioterapi. Ini maksudnya ke RSCM Kencana. Yang artinya, gw nggak pakai BPJS uhuk. Keputusan yang menguras tabungan ini harus dipilih karena gw mau treatment dimulai segera. Kata dr Sugi, idealnya disinar itu 2-3 minggu setelah kemo 6. Kalau kelamaan ditunda, jadi nggak terlalu efektif. Waduh bow, males dah. Secara itu Herceptin udah 6x dibeli, harganya amit-amit pula... Trus bisa nggak efektif kalau proses sinar nggak segera? Dwoh. Pilihan disinar dengan BPJS sulit terlaksana karena antrian super panjang. Di RSCM (biasa, bukan Kencana) antrian bisa 4-5 bulan. Di Siloam Simatupang bisa 2-3 bulan. Siloam Semanggi begitu juga. Sementara RSPAD nggak terima lagi tahun ini karena pasien membludak. Info ini gw dapat dari petugas BPJS di RS Kramat, juga dari hasil nelfon satu per satu. Juga dari Ibu Dite, sesama pasien yang lagi menanti disinar dengan BPJS. Dia kelar kemo sebulan lalu, lalu baru akan disinar bulan Desember *__*

Persiapan Terapi Hormon

Image
Salah satu bagian treatment yang akàn gw tempuh adalah terapi hormon selama 5-10 tahun. Obat yang akan dipakai adalah tamoxifen. Sebelum dikasih obat, dr Sugi minta gw periksa dulu ke dokter kandungan. Dia bilang, nggak semua SpOG bisa melakukan ini. Dia kasih rekomendasi dr Laila di RS Bunda atau dr Arya di mana gitu lupa. Setelah dicek, gw pilih dr Laila karena lokasi praktik dia di RS Bunda - lebih ke soal familiar atau enggak dengan tempatnya aja sih. Dia praktik Kamis jam 17-20, bisa ambil nomor mulai jam 15. Jadilah gw ke sana setelah jemput Senja dari sekolah. Hil duluan sampai ke Bunda setelah pagi ke RSCM untuk ngecek radioterapi. Jam 19 lewat akhirnya baru masuk ruangan. Gw jelaskan keperluan gw apa, berikut hasil lab sebelumnya. Dia tanya juga catatan yang gw bikin di buku. Sambil dia liat, dia menuju,"Bagus sekali kamu punya seperti ini." Ehem :) Lalu pemeriksaan dimulai: pap smear dan USG vagina. Secara gw nggak pernah pap smear, baru deh tau

Kuku Mulai Sakit

Image
Kuku gw mulai berasa sakit :( Rasanya itu kayak kuku itu longgar dan siap copot. Duh ngebayanginnya aja bikin ngilu... Kalau gw baca, nyeri di kuku itu adalah efeknya obat Taxane. Dan itu memang obat yang gw pakai. Meski sakit, gw bersyukur juga karena efeknya baru kerasa sekarang. Mulai kemo 7, gw nggak pakai Taxane lagi, tapi Herceptin saja. Selain itu kuku juga mulai bergaris. Katanya, jumlah garis sesuai jumlah kemo yang sudah dilakukan. Kata Senja sih sesuai. Barusan dia ngitung. Tadi cek di Google, cara menghilangkan rasa sakit adalah dengan merendam kaki tangan di air + cuka. Pas banget masih ada cuka di rumah, jadi ya langsung aja. Rendam selama 15 menit. Setelah selesai direndam, rasanya adem. Tapi gw masih suka kepikiran kuku copot huhuhu. Katanya sih disuruh rendam setiap malam. Marilah kita let's go!

Nyuntik di Nepal

Image
Selama di Kathmandu, gw sangat terbantu dengan RS Norvic Intl Hospital untuk kebutuhan suntik dll gw. Sebetulnya bukan ini RS yang direkomendasikan panitia, tapi Grande City. Gw iseng tanya sama bell boy di hotel, gw mending ke mana: Norvic atau Grande. Dia bilang mending ke Norvic karena Grande itu buat orang kaya. Huehe. Gw tanya lagi ke temen gw yang anak Nepal, sekaligus panitia Uncovering Asia, Bhrikuti Rai. Dia juga bilang Norvic aja. Jadilah gw ke Norvic. Jaraknya lumayan juga sih. Kalau naik taksi itu antara Rs 300-500. Tergantung hoki aja sih karena gw males nawar harga. Jumat lalu, jam 5 pagi gw cabs dari hotel menuju RS. Agenda perdana adalah cek darah supaya tahu level leukosit. Sampai RS, petugas admin lagi bobo, lalu petugas lab masih kucel (sampai harus gw tanya: are you the lab guy? Huehehe). Pelayanan cepat dan kece. Petugas lab malah sampai mendahulukan dan mempercepag proses lab gw supaya gw nggak ribet datang lagi untuk ambil hasil lab. Terima kasih

Ketimpringan Jelang Nepal

Image
Sungguh capekkk rasanya persiapan Nepal ini. Soal urusan kantor, lain lagi ceritanya. Jangan lupa juga kalau Senja sakit typhus sejak Selasa kemarin. Jangan sampai dirawat ya naaaak.... Demi ngurus Nepal dalam kondisi badan amboy gini rasanya..... Bleh! Sejak keluar dari kemo, Prof Z sudah pesan: setiap hari cek darah, laporan hasil ke dr Dyah lalu setelah itu ditentukan soal suntik leukokinenya. Ini demi memastikan by Rabu, leukosit gw di atas 10 ribu. Supaya aman nggak kena infeksi. Jadilah hari Senin-Rabu gw kayak orang edan. Sebelum ke kantor, ke Prodia Kramat dulu, cek darah, lalu baru ke kantor. Sejak Jumat sampai hari ini berarti lengan kiri gw udah ditusuk 8 kali dah. Ampun dije. Dan badan gw sungguh lagi payah-payahnya. Bisa aja tuh sepanjang hari sembelit, lalu malam mencret. Minta ditabok kan. Trus kayaknya waktu kurang untuk gw memenuhi asupan gizi supaya Hb dan leukosit terjaga. Bayangkan, mesti minum susu 1 liter sehari boooww. Yang paling kantro adalah chemo

Keok Total

Sejak kemo ke-5, badan mulai keok. Lemes lebih sering dan diare mulai muncul. Emm belum diare mestinya sih ya, karena kalau diare itu kalau sudah lebih dari 2x mencret. Pas abis kemo ke-5, pup cair di pagi dan sore/malam. Dan itu artinya masih bisa gw handle -- karena itu gw udah di kantor atau di rumah. Tapi setelah kemo ke-6 ini, badan rasanya makin nggak karuan. Baru deh berasa enek kalau nyium bau makanan. Padahal selama ini juga enggak. Kayak kemarin nih, sengaja banget gw beli ikan makarel karena kepingin makan itu. Tapi begitu jadi, nyium baunya aja udah nggak enak. Brrrhh. Mana trus gw makin pikun gini. Minum obat jadi nggak pas jam-nya. Sejak Sabtu, udah deh nggak karuan itu obat diminum nggak sesuai waktu. Dan itu pasti ngaruh juga kan sama badan gw. Hil bikinin teh jahe untuk membantu mengurangi rasa mual. It works. Jahe ternyata memang untuk ngurangin mual. Makasih ya sayangku. Lalu sepanjang Minggu kemarin, gw mengalami sembelit dan diare sekaligus. Nyebelin kan. M

Happy Birthday To Me!

Image
Hari ini gw ulang tahun ke-38. Early birthday present sudah dapat sejak pekan lalu: hp baru :) Secara hp asus gw udah makin ngaco bagian kameranya. Berasa ada fogging setiap saat di situ. Sejak semalam sebelumnya, dapat kabar kalau anak dari salah satu reporter gw, Ade, meninggal. Masih bayi. Namanya Senja. Langsung berasa mak dek lah. Jadilah Minggu pagi-pagi gw diantar Hil untuk melayat. Hil juga kenal sama Ade karena pernah main musik bareng. Sedih betul rasanya. Si anak bayik ini baru 5,5 tahun. Meninggal karena jantungnya bocor, ketahuan sejak lahir. Sebetulnya lagi nunggu waktu operasi, tapi untuk itu harus nunggu berat badannya 5 kilo. Sementara ini baru 3,5 kilo. Duh. Berasa langsung nggak bisa terlalu gembira di hari ulang tahun. Berasa gimanaaa gitu. Siang nyari makan siang gratisan di Holycow, hehe. Senja pas juga lagi pengen makan steak. Pas deh. Hil nggak makan karena leher berasa tegang, khawatir kebanyakan makan daging. Dan ini kado dari Senja :)

Baju Dalam Made In Pak Rudy

Image
Pas lagi fisioterapi terakhir sama Suster Ella, gw cerita kalau mau ke Nepal. Gw tanya gimana cara mencegah bengkak mengingat perjalanan sampai 8 jam dari Jakarta ke Kathmandu. Lalu dia memperkenalkan gw dengan Pak Rudy. Dia ini membuat garmen khusus buat pasca operasi gitu. Karena custom made, berarti harus ketemu dulu untuk ngukur garmen yang akan dipesan. Untuk gw, yang gw pesan adalah baju daleman. Ini akan jadi pengganti perban yang selama ini gw pakai sehari-hari untuk menekan bengkak di sisi kanan. Bentuknya ternyata kayak korset gitu, ada compressionnya. Bahannya kayak stoking tangan yang suka gw pakai. Lengan kanan ada, sementara lengan kiri kutungan. Proses pembuatan garmen sama Pak Rudy ini 10 hari. Harga 350 ribu. Barang sampai hari ini, dikirim pakai Gojek. Setelah dicoba, enaaaakk di badan. Berasa kayak pakai korset. Tingkat compression juga enak. Nggak terlalu menekan. Pas buat bikin badan nyaman dan mencegah bengkak. Pesan dari Pak Rudy, pakailah ini ket

Zonk!

Image
Dalam rangka mengecek hasil leukosit setelah suntik leukogen di Jumat pagi (#Kemo6), maka gw harus periksa darah. Sejak pagi, suster udah kasak-kusuk. Prof Z katanya mau datang pagi, jadi mendingan periksa darahnya buruan aja supaya nanti udah ada hasil yang bisa dibaca sama Prof Z. Tentu saja ini gw sambut gembira. Semakin cepat Prof Z datang, semakin cepat gw pulang! Jam 9, suster datang siap untuk ambil darah. Suster 1 datang, gagal. Suntikan dicus, begitu ditarik, hasilnya zonk. Pindah posisi, tetap zonk juga. Alamaaakk... Abis itu suster ini bawa seniornya. Coba lagi cari peruntungan ambil darah gw. Dari tangan, pindah ke kaki. Dari awal mereka udah bilang,"Tapi ini sakit ya." Yaaa udah lah gapapa yang penting disegerakan ajaaaa... Dan ternyata zonk juga meski sudah lima kali dicus. Yaolo. "Kurang minum ini nih. Minum yang banyak dulu ya. Satu jam lagi kita datang lagi untuk ambil darah." Langsung deh gw jadi sapi glonggongan. Minum air banyak-b

Demi Nepal

Image
Pekan depan gw akan ke Nepal untuk acara " Uncovering Asia ". Semestinya bisa temen kantor gw yang jalan. Gw niatnya sih bukain pintu aja, tapi doi nggak pede karena jadi pembicara. Yo wis lah kita tancap gas aja. Sayang juga ada kesempatan belajar data journalism kalau disia-siakan. Sudah sejak kemo ke-5 gw tanya sama dr Sugi: boleh ke Nepal nggak? Dia bilang boleh. Sempat tanya juga sama Prof Z. Jawaban dia,"Tergantung kamu mau ke mana. Naik gunung?" Wah dok, gw nggak se-hard core itu sih haha. Persiapan pun mulai dilakukan. Yang tricky adalah suntik leukokine. Sebab suntik dilakukan setelah kemo. Selama ini, suntik dilakukan hari Senin, Rabu, Kamis, Jumat. Masalahnya, Kamis gw flight jam 6 pagi dan Jumat sudah di Nepal. Kepiye suntiknya? Yak jadilah siap-siap dokumen. Bikin surat untuk bawa obat di pesawat, juga untuk nyuntik di RS atau klinik di Nepal. Plus riset soal cara bawa leukokine biar aman selamat sentosa dari Jakarta sampai Kathmandu. Gw

#Kemo6 Bukan yang Terakhir

Image
Dulu kalau ditanya temen: berapa kali kemo? Gw biasanya jawab: 6 kali. Tet tot. Sebetulnya itu salah. Kemo 6x itu dengan 3 macam obat: Taxane, Carboplatin dan Herceptin. Setelah tiga serangkai kelar, lanjut kemo Herceptin sampai setahun. "Pakai Herceptin nggak berat efeknya. Nggak perlu suntik leukokine," kata dr Sugi waktu pekan lalu kontrol. Alhamdulillah... Secara leukokine 1 vial itu 700 rebet bow dan gw mesti suntik 4x seminggu setiap kali abis kemo. Daaaan itu nggak ditanggung BPJS. Tabungan bisa nafas lega dulu hahaha. Btw, OOTD hari ini gw pakai kaos yang di bagian belakangnya gambar Gus Dur: Forgive but not Forget. Sel-sel kanker ini gw maafkan deh bisa ada di badan gw, tapi keberadaan mereka akan gw ingat selalu. Terutama kalau lagi pengen sate, steak, tempe bacem atau tahu goreng hihihi. Di kemo 6 ini dr Sugi nggak visit karena lagi cuti. Cihuyyyy... berarti nggak mesti nunggu sampai tengah malam kayak kemo 5. Langsung terbayang lagi makan