Tour de BPJS

Prosesi BPJS gw ini suka sok banyak pertimbangan deh.

Dari awal sebetulnya  sudah mencoret RSCM dari daftar tempat kemo. Jiper duluan bow. Pertimbangannya adalah pasien pasti banyak banget plus bisa-bisa tindakannya lama. Gw teringat kasus Hil yang nunggu FNAB saja sampai 3 bulan.

Lalu gw menetapkan hati untuk kemo di RS Kramat. Sempat gentar pindah ke RS Thamrin karena suster JBC bilang, proses BPJS di Thamrin itu gampang. Ngobrol sama nyokap dan Hil soal ini. Pertimbangannya sama: kalau ke Thamrin itu berarti ulang lagi dari awal. Nggak kenal RS-nya juga. Kalau pertimbangan nyokap lebih spesifik: dia atau bokap nggak kenal dokter yang di Thamrin. Beda dengan di RS Kramat yang ada banyak dokter UI-nya.

Lalu ngobrol sama pasien dan dapat info: katanya kemo di RS Kramat itu nggak ditanggung semuanya. "Selisihnya lumayan," itu info tambahan dari suster JBC.

Duh kan eike jadi binun. Soalnya kemo ini kan 6 kali, sementara Herceptin setahun. Panjang dong itu prosesnya. Kalau selisihnya 'lumayan' kan berarti lumayan x banyak = lumayan banyak banget.

Lalu gw wa-an sama pasien yang ketemu di JBC. Dia kemo di RS Kramat. Tapi dari dia, gw gagal dapat info terkait biaya BPJS. Sebab dia pakai jaminan kantor untuk bayar proses kemo. "Lumayan juga kantor saya sudah keluar ratusan juta. Satu kali kemo itu 53 juta."

Glek ~ apalagi 2 dari 3 obat kami itu sama.

Trus dilema. Trus bingung. Trus coba cari jalan lain.

Alhasil, kepikiran lagi sama RSCM. Hm, apa gw pindah rujukan ke RSCM ya? Tapi itu artinya ngulang lagi proses di RSUD. Membayangkannya aja kok malessshhh sebenernya. Apalagi yang kemarin ngantre di RSUD itu kan Hilman. 

Atauuuu, pindah dari dr Sugiono ke Prof Zubairi Djoerban? Alasan utama adalah karena Prof Z itu di Kramat dan RSCM. Jadi kalau gw tiba-tiba beneran pindah ke RSCM, ya paling enggak dokternya sama. Nggak perlu terangin dari awal lagi.

Tapiiii, tentu nggak semudah itu. Karena Prof Z itu antreannya panjang di Kramat. Udah gw telp ke pendaftaran nih. Baru bisa dapat slot ketemu Prof Z di tanggal 23 Juni. Alamak, itu kan masih lama banget. Ini sel kanker bisa udah plesir ke mana tauk. Sementara kalau mau ngecek jadwal Prof Z di RSCM, wuih... nggak tau harus mulai dari mana. Beberapa kali liputan ke sana kok kayaknya kemrungsing banget di sana. 

Kabar baik di antara dilema ini adalah info bahwa Herceptin ditanggung BPJS sampai 8 botol. Itu info dari Hil pas terakhir cek ke Kramat. Dan tanggungan Herceptin itu sudah dengan info bahwa gw stadium 2A (info awal, Herceptin hanya untuk pasien stadium lanjut). Horeeeee... lega!

Yaaaa sudah mari menetapkan pilihan.

Passss hari ini bisa mulai masuk ke Kramat sebagai pasien BPJS ke poli bedah bersama dr Taslim. Hari ini sebetulnya juga pas dengan jadwal praktik dr Sugiono. Tapiiii kalau pakai BPJS, nggak boleh ke 2 poli dalam sehari.
Ada opsi lain,"Ibu bisa aja tetap ke dr Sugiono hari ini. Antrean nomor 76. Tapi nanti ibu sebagai pasien pribadi. Artinya, kalau hari ini dr Sugi keluarkan tindakan kemo, berarti ibu akan kemo sebagai pasien pribadi."

Wah gawat kalau begitu. Ya sudah mari kita kembali ke jalur awal yang sebelumnya sudah dirancang: kemo bersama dr Sugi di Kramat.

Hari ini ketok pintu BPJS di poli bedah tumor bersama dr Taslim. Lalu bareng nyokap bokap cari 2nd opinion ke Prof Z. Senin depan, 30 Mei, ketemu dr Sugiono untuk mendapatkan perintah tindakan kemo.

Amiiiin semoga lancarrr sampai tujuaaan!

Comments

Popular posts from this blog

Konsul ke dr Evert

Hasil PA & IHK

Ini Dia Kata Dokter Bedah Onkologi (1)