Lymphedema

"Tangan emas" alias tangan kanan gw yang mesti dieman-eman ini terjadi karena pasca mastectomy, gw mengalami apa yang disebut 'lymphedema'.

Ringkasnya kira-kira begini. Ketika tumor di payudara dipastikan ganas, maka kelenjar getah bening harus diangkat juga. Mengapa? Karena kelenjar getah bening itu mengeluarkan cairan yang jadi 'jalan tol' buat sel kanker berpindah tempat. Kalau analoginya dr Erwin di Carolus dulu, kelenjar getah bening itu seperti Terminal Senen: dari situ, si sel kanker bisa berpindah ke mana pun di tubuh kita.

Kelenjar getah bening itu tersebar di tubuh kita. Beberapa di antaranya ada di daerah ketiak (axilla). Nah ketika tumor di payudara gw dipastikan ganas, maka dari itu kelenjar getah bening di daerah ketiak ikut diangkat juga. Antisipasi. Ketika kelenjar getah bening itu diangkat, maka seperti ada saluran yang macet gitu dan bocor. Karena itu bisa bengkak -- bengkak ini tuh dari cairan kelenjar yang menumpuk karena salurannya macet itu.

Posting soal lymphedema dari sebuah blog yang dibuat seorang dokter yang juga menjalani mastectomy ini cukup oke dan gampang dicerna. 

Satu hal yang nggak gw tahu adalah efek pengangkatan kelenjar getah bening itu kayak apa. Ternyata rasanya suka nyeri di bagian ketiak, kayak kesetrum. Dan di bagian ketiak itu rasanya tebeeeelll banget. Dan kata Senja, memang lebih lebar dibandingkan lengan kiri. Pas gw dimandiin sama Hilman pakai waslap itu kerasa bahwa ada waslap yang bergerak di daerah situ, tapi terasanya kayak jauh dan mengambang gitu. Seperti ada lapisan kulit ekstra tebal di bagian ketiak.

Untungnya gw nggak membiasakan diri pakai pain killer karena nyeri itu bisa diatasi dengan exercise.

Dr Evert sempat kasih beberapa latihan fisik untuk lengan kanan gw supaya nggak nyeri. Nyeri itu terjadi ketika tangan kanan terlalu banyak dipakai atau justru karena terlalu banyak statis. Misalnya kalau gw ngetik di hp dengan tangan kanan terlalu lama, maka trus ketiak gw rasanya senut-senut. Harus dipaksain senam -- supaya nyerinya hilang.

Kalau pas tidur itu yang rada tersiksa karena gw senengnya miring ke arah kanan. Kalau di tempat tidur Senja, maka itu posisi super enak karena sekalian peluk Senja dari belakang. Tapi itu tidak bisa dilakukan lagi karena mastectomy gw kan di sebelah kanan.

Persis abis operasi gw sempet terpikir 'kenapa payudara kiri nggak sekalian mastectomy aja ya dengan alasan preventif?' Nah setelah ngerasain apa dampak lymphedema ini, gw tarik lagi deh kata-kata gw. Ketika mastectomy kanan terjadi, at least gw masih ada tangan kiri --- meski itu masih lemah dan harus dilatih. Nah kalau gw bilateral mastectomy (alias mastectomy untuk payudara kanan dan kiri)... duh, pasti makin puyeng gw melakukan aktivitas sederhana sehari-hari. Jadi intinya: bersyukur ajaaaaaaa sama kondisi apa pun yang terjadi sekarang. Nggak usah sotoy, nanti ditoyor sama Tuhan.

Gw mulai banyak cari informasi soal lymphedema ini. Blog di dalam negeri lebih banyak menjelaskan aspek medisnya, dan tidak banyak yang mengulas soal how to live your daily live with that. Buku ini sangat membantu karena kasih alternatif latihan fisik selain yang sudah diajarkan dr Evert. Di YouTube juga ada beberapa exercise-nya seperti Lymphedema Stretching Exercises dan Lymphedema and Self Massage.

Lymphedema ini nggak ada obatnya. It will stay with me forever. Jadi ya harus gw yang belajar caranya hidup dengan lymphedema. Caranya adalah dengan tidak terlalu sering pakai tangan kanan, mulai membiasakan melakukan banyak hal dengan tangan kiri dan rajin exercise untuk tangan kanan. Karena itu juga nggak boleh bawa barang berat-berat (lebih dari 3-5 kg) di tangan kanan. Bye bye ransel, hello tas cangklong di bahu kiri. Nggak boleh lagi suntik atau periksa tensi di tangan kanan karena berpotensi bikin bengkak.

Again, it's a whole new world. Happy to be alive.

Comments

  1. Semangat kakak....at least lo gak tinggal di depok. Ntar dianggap kafir gara2 pk tangan kiri xixixi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Konsul ke dr Evert

Hasil PA & IHK

Ini Dia Kata Dokter Bedah Onkologi (1)